Hidup menjadi ketakutan dahsyat bila memikirkan yang kita bakal berada di masyar berseorangan.. Tidak boleh saya bayangkan perasaan melupakan emak dan abah, kakak dan adik tersayang.. Di saat kita akan dihitung, cinta yang kita hitung di dunia semuanya sudah tidak ada lagi..
Kita yang bertapak di atas nama Islam secara azalinya telah tahu dan yakin di mana kita akan berada nanti. Nasib di kemudian hari juga sudah boleh di ramal dari sekarang. Baiklah sekarang maka baiklah kelak. Allah SWT telah secara nyata memudahkan perjalanan kita bila semuanya sudah tercatat di dalam kitab Al-Quran untuk panduan. Jika sekiranya kita masih belum memahami dan mengkaji isi kandungan Al-Quran sepenuhnya pun, kita tetap akan tahu di mana pengakhiran setiap perbuatan kita. Begitulah mudahnya ilmu Islam.
Apabila secara nyata kita sudah jelas dengan konsep pahala dan dosa; jelas juga dengan pengakhiran golongan ingkar, kita disini tetap melakukan perkara-perkara ingkar itu. Kenapa kita tetap ingkar bila kita tahu kenyataan pengakhirannya? Hidup nafsu nafsi itulah puncanya.
Bila kita kata kita cinta,
Bila kita kata kita usaha untuk berjaya,
Bila kita kata kita memimpin untuk membantu yang lain,
Bila kita kata kita mencari duit untuk membantu yang lain,
Bila kita kata kita itu untuk yang itu,
Semua itu adalah nafsu dan tidak akan pernah menjadi ibadah bila kita gagal meletakkan keutamaan hati untuk sampai kepada Allah SWT.
"Adapun orang yang derhaka, lagi mengutamakan kehidupan dunia. Maka neraka Jahimlah tempat tinggalnya. Sedangkan orang yang takut akan kebesaran Rabbnya, lagi menahan diri dari hawa nafsunya. Maka syurgalah tempat tinggalnya. (An-Nazi'at: 37-41)
Nauzubillah min zalik